Resume Perencanaan Laboratorium
Oleh
Rani Ramadhan (A1C317072)
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
RESUME PERENCANAAN LABORATORIUM
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya kebun botani. Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan, dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu.
Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
A. Perencanaan Laboratorium
Perencanaan atau Planning merupakan proses memutuskan kegiatan apa, bagaimana melaksanakannya, kapan, dan oleh siapa. Perencanaan perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam melakukan tindakan sehingga menyebabkan kerugian bagi organisasi. (Arifin & Barnawi, 2012: 21). Dalam perencanaan akan ditentukan secara matang segala sesuatu yang akan dilaksanakan, sumber-sumber daya apa saja yang harus disediakan untuk mendukung pelaksanaannya (manusia, bahan dan alat laboratorium, anggaran), jadwal kegiatan yang mencakup target waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan segala proses. Perencanaan pengadaan peralatan laboratorium Perencanaan alat laboratorium harus sesuai dengan jumlah dan kondisi siswa. Kebutuhan jenis laboratorium dapat di sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Perencanaan kebutuhan laboratorium ini berguna untuk mengelola dan memanfaatkan kembali laboratorium sebagai sumber belajar.
Peralatan laboratorium dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
a. Peralatan umum
Peralatan umum adalah perangkat yang dikelompokan menurut segi pemakaiannya.
1. Perkakas seperti obeng, tang, pisau, catut, palu, gunting, pemotong kaca dan pelubang gabus.
2. Instrument seperti: basicmeter, stop watch, jangka sorong, neraca, dan meteran.
3. Alat gelas seperti tabung reaksi, gelas kimia.
4. Bagan, seperti penampang melintang batang, daun.
5. 5. Model, seperti model atom, model mesin uap, model tata surya, model ginjal.
b. Peralatan khusus
Peralatan khusus adalah perangkat alat yang dikelompokan berdasarkan keterkaitan dengan mata pelajaran dan perlakuan perawatannya, seperti:
1. Mikroskop
2. Komporator lingkungan
3. Osiloskop
4. Audio generator
5. Neraca
6. Slinki, dan lain-lain.
Kebutuhan alat-alat ini agar disesuaikan dengan jumlah kelompok siswa, sehingga semua kelompok siswa dapat melakukan praktik dengan baik (Jauhar & Hamiyah, 2015: 152). Penataan dan penyimpanan alat-alat laboratorium sangat perlu memperhatikan karakteristik dan spesifikasinya, baik untuk alasan keamanan alat, kemudahan pencarian dan pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan, ataupun sekedar kerapihan penyimpanan. Oleh karena itu alat-alat laboratorium perlu dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan pengelonpokkannya. Kriteria klasifikasi alat-alat laboratorium antara lain adalah bahan utama pembuatan, massa, bentuk dan volume, pabrik pembuat, usia pakai, konserp fisika, fungsi atau kegunaan.
B. Perencanaan Inventarisasi Perawatan Biaya Operasional dan Bahan Habis Pakai
Dalam satu tahun pelajaran semua kebutuhan perawatan biaya operasioanal dan dana untuk belajar bahan habis pakai harus didata, diinventariskan dan direncanakan secara tepat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan praktikum tidak terjadi kehabisan bahan.
Sebagai tempat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, laboratorium membutuhkan beberapa fasilitas antara lain:
a. Fasilitas umum : fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium, contohnya: penerangan, ventilasi, air, bak cuci, aliran listrik, gas.
b. Fasilitas khusus : fasilitas khusus berupa peralatan mebelair, contohnya meja siswa, meja guru, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain.
Pemakai laboratorium hendaknya memiliki tata letak atau layout bangunan laboratorium. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Dalam pembangunan laboratorium membutuhkan perencanaan dan pertimbangan yang matang terutama dalam kesesuaian letaknya terhadap ruangan lain.
1. Desain Laboratorium
Bentuk ruang laboratorium siswa sebaiknya bujur sangkar. Bentuk bujur sangkar memungkinkan jarak antara guru dan siswa dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak guru dan siswa.
Ketentuan ruang laboratorium IPA menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 yaitu rasio minimum ruang laboratorium IPA 2,4 m2 /peserta didik, untuk rombongan belajar kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m2. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Apabila kita lihat desain laboratorium menurut Koesmadji dan desain laboratorium menurut Permendiknas, persamaan dari keduanya adalah rasio setiap siswa dalam menggunakan tempat di laboratorium ± sekitar 2,5 m2.
C. Jenis Laboratorium
Laboratirum dapat bermacam-macam jenisnya. Di sekolah menengah, umumnya jenis laboratorium disesuaikan dengan mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium tersebut. Karena itu di sekolah-sekolah untuk pembelajaran IPA biasanya hanya dikenal laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. Di SLTP mungkin hanya ada laboratorium IPA saja. Di Perguruan Tinggi, untuk satu jurusan saja, mungkin terdapat banyak laboratorium. Di jurusan Biologi, kita kenal laboratorium Fisiologi, laboratorium Mikrobiologi, laboratorium Ekologi, laboratorium Genetika dan lain-lain. Bahkan ada laboratorium yang lebih spesifik lagi seperti laboratorium Kultur jaringan tumbuhan.
Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu ruangan laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses belajar mengajar IPA. Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science classroom-laboratory. Kelebihan jenis laboratorium ini bersifat multi guna.
D. Tata Letak Laboratorium
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruangruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium.
Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam. Semua alat-alat yang ada di laboratorium harus di jaga dengan baik dan benar agar terhindar dari kerusakan, seperti pecah atau hilang. Bagi siswa/i yang melanggar tata tertib, dapat di kenakan sanksi agar menyadari pentingnya laboratorium.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100 m2, 70 – 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan.
Tujuan Tata Letak laboratorium yaitu :
1. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operator.
3. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
4. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
5. Mempermudah pengawasan.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan laboratorium adalah:
a. Mudah dilihat
b. Mudah dijangkau
c. Aman untuk alat
d. Aman untuk pemakai
Sumber Referensi
Arifin, M. & Barnawi. 2012. Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah. Yogyakarta : ArRuzz Media.
Rasyid, A.,H. 2016. Indonesia Perencanaan & Pengorganisasian Laboratorium IPA di SMA Negeri 8 Kupang Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta : Jurnal Pendidikan.
Riandi. 2013. Diktat Pengelolaan Laboratorium. Bandung : UPI Pres.
Komentar
Posting Komentar